Selasa, 10 September 2024

Mentan RI Siap Sambut Investor Pendukung Swasembada Susu

BPMSPNews. Doha - Diskusi Dengan Dubes RI di Qatar, Mentan Siap Sambut Investor Pendukung Swasembada Susu, Setelah menempuh penerbangan selama tujuh jam setengah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tiba di Doha International Airport Qatar, Kamis pukul 22.33 GMT +2.

Disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk Qatar Ridwan Hassan, Mentan Amran memanfaatkan waktu transit untuk diskusi terkait pertanian Indonesia dan membahas terkait kebutuhan Qatar. Dijelaskan tentang cita-cita meraih kembali swasembada pangan. Dalam diskusi dengan Dubes Ridwan, terungkap bahwa Baladna siap membantu program makan bergizi gratis dengan berinvestasi untuk peternakan sapi perah di Indonesia untuk mensuplai kebutuhan susu di Indonesia.

Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman
Mentan kemudian menantang apakah Baladna dapat memproduksi 2 juta ton, ketika dijawab mampu, maka Mentan memberikan lampu hijau. Dengan kemampuan produksi 2 juta ton pertahun diharapkan semakin menurunkan kebutuhan impor tiap tahun. Sesuai dengan Blueprint Pertanian, diharapkan 2029 Indonesia sudah swasembada susu.

Selain pertanian, Mentan juga membahas terkait moral, bahwa kita saat ini krisis moral. Bagaimana seorang birokrat sekaligus merangkap sebagai mafia. Dalam hal profesionalisme, Mentan juga menekankan bagaimana prinsip meritokrasi. Dia menceritakan bagaimana ada Dirjen yang tidak disukainya namun tetap dipertahankan karena orangnya profesional. Kalau kita menjaga atmosfir menghargai orang yang profesional dalam bekerja, maka swasembada akan lebih cepat tercapai.

Setelah istirahat sekitar 2 jam di ruang VIP bandara Doha, Mentan melanjutkan perjalanan menuju Sao Paulo, Brazil. Perjalanan rencananya akan ditempuh selama 15 Jam. Di Brazil Ketua Umum IKA Unhas ini akan melanjutkan perjalanan ke kota Chapada dos Guimaraes untuk menjadi pembicara mewakili Indonesia di G-20 Agriculture Ministerial Meeting, Kamis 12 September 2024. Turut mendampingi Tenaga Ahli Menteri Ida Bagus Purwalaksana, Mat Syukur, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Ade Candradijaya, Kepala Bagian Protokol Eko Nugroho dan Reynaldi.

Sumber : Humas Ditjen PKH Kementan RI

Kementan Dorong BPMSP Bekasi Sebagai Laboratorium Rujukan Nasional dan Internasional

 BPMSPNEWS. Bekasi - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Suganda, melakukan kunjungan ke Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) di Bekasi,  Rabu 11 September 2024.  

Kunjungan ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memperkuat BPMSP Bekasi sebagai Laboratorium Pusat Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan, dengan tujuan menjadikannya sebagai laboratorium rujukan nasional dan bahkan internasional.
Agung Suganda diterima oleh Kepala BPMSP Bekasi

Agung Suganda diterima oleh Kepala BPMSP Bekasi, Dayat, beserta jajaran di Gedung Pusat Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan. Dalam sambutannya, Agung menekankan pentingnya modernisasi laboratorium ini. "BPMSP Bekasi, dengan fasilitas yang lengkap dan modern, merupakan kebanggaan Kementerian Pertanian. Transformasi laboratorium BPMSP, yang sebelumnya standar, kini menjadi modern dan siap meningkatkan kinerjanya dengan gedung baru, peralatan canggih, proses pengujian yang cepat, serta pemeliharaan yang optimal," ujar Agung


Dirjen PKH memperkuat posisi BPMSP Bekasi sebagai laboratorium rujukan Nasional

 Lebih lanjut, Agung menjelaskan bahwa BPMSP Bekasi dapat membangun sinergi dengan laboratorium swasta, baik dalam pengujian pakan, pelatihan, maupun Bimbingan Teknis (Bimtek). Selain itu, Direktorat Pakan juga telah menyusun regulasi yang akan memperkuat posisi BPMSP Bekasi sebagai laboratorium rujukan untuk pengujian mutu pakan. Dengan kolaborasi dan regulasi yang jelas, BPMSP diharapkan mampu mencapai status laboratorium rujukan tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Kunjungan ini menegaskan komitmen Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kualitas dan keamanan pakan di Indonesia serta memperkuat infrastruktur pengujian mutu dan keamanan pakan yang mendukung industri peternakan yang lebih maju.

Sumber : Humas BPMSP Bekasi

Kementan Dorong BPMSP Bekasi Sebagai Laboratorium Rujukan Nasional dan Internasional

BPMSPNEWS. Bekasi - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Suganda, melakukan kunjungan ke Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) di Bekasi,  Rabu 11 September 2024.  

Kunjungan ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memperkuat BPMSP Bekasi sebagai Laboratorium Pusat Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan, dengan tujuan menjadikannya sebagai laboratorium rujukan nasional dan bahkan internasional.
Agung Suganda diterima oleh Kepala BPMSP Bekasi

Agung Suganda diterima oleh Kepala BPMSP Bekasi, Dayat, beserta jajaran di Gedung Pusat Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan. Dalam sambutannya, Agung menekankan pentingnya modernisasi laboratorium ini. "BPMSP Bekasi, dengan fasilitas yang lengkap dan modern, merupakan kebanggaan Kementerian Pertanian. Transformasi laboratorium BPMSP, yang sebelumnya standar, kini menjadi modern dan siap meningkatkan kinerjanya dengan gedung baru, peralatan canggih, proses pengujian yang cepat, serta pemeliharaan yang optimal," ujar Agung


Dirjen PKH memperkuat posisi BPMSP Bekasi sebagai laboratorium rujukan Nasional

 Lebih lanjut, Agung menjelaskan bahwa BPMSP Bekasi dapat membangun sinergi dengan laboratorium swasta, baik dalam pengujian pakan, pelatihan, maupun Bimbingan Teknis (Bimtek). Selain itu, Direktorat Pakan juga telah menyusun regulasi yang akan memperkuat posisi BPMSP Bekasi sebagai laboratorium rujukan untuk pengujian mutu pakan. Dengan kolaborasi dan regulasi yang jelas, BPMSP diharapkan mampu mencapai status laboratorium rujukan tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Kunjungan ini menegaskan komitmen Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kualitas dan keamanan pakan di Indonesia serta memperkuat infrastruktur pengujian mutu dan keamanan pakan yang mendukung industri peternakan yang lebih maju.

Indonesia Gandeng New Zealand Wujudkan Ekosistem Persusuan Nasional yang Atraktif bagi Investor

BPMSPNews. Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) semakin gencar memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara mitra, salah satunya New Zealand, dalam rangka mengembangkan industri persusuan nasional. Langkah ini diambil seiring dengan tingginya permintaan susu di pasar domestik yang terus meningkat. Dalam pertemuan di Kantor Pusat Kementan, Selasa (10/9), Delegasi New Zealand dan pemerintah Indonesia menyepakati sejumlah langkah strategis yang berfokus pada peningkatan produksi dan penyediaan susu. Salah satu pilar utama kerja sama ini adalah mengadopsi sistem persusuan New Zealand yang telah terbukti unggul ke dalam praktik peternakan lokal di Indonesia.


Delegasi New Zealand dan pemerintah Indonesia menyepakati sejumlah langkah strategis

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Agung Suganda, menekankan pentingnya belajar dari New Zealand dalam mengelola industri susu berkualitas. “New Zealand memiliki standar kualitas yang sangat tinggi, dan kami percaya bahwa kolaborasi ini akan memberikan manfaat besar, terutama dalam mendukung program minum susu untuk anak-anak sekolah,” ujar Agung.

Salah satu peluang yang diharapkan dapat dimaksimalkan melalui kerja sama ini adalah Program Minum Susu. Program ini dinilai menjadi kesempatan strategis bagi para pengusaha untuk berinvestasi melalui skema joint venture dengan peternak lokal, guna memenuhi produksi susu yang terus bertambah. Agung menambahkan, “Program Minum Susu membuka jalan bagi investor untuk berkolaborasi dengan peternak lokal, sehingga dapat memperkuat rantai pasokan susu domestik sekaligus meningkatkan kapasitas produksi.”

New Zealand, yang dikenal sebagai salah satu produsen susu sapi berkualitas terbaik di dunia, memiliki ekosistem industri sapi perah yang sudah mapan. Agung menegaskan bahwa Indonesia perlu meningkatkan ekosistem industrinya untuk bisa bersaing dan memenuhi kebutuhan nasional. “Indonesia perlu mengembangkan ekosistem industri persusuan yang lebih kuat dan berkelanjutan. New Zealand bisa menjadi contoh yang baik dengan ekosistem industri sapi perah mereka yang sudah sangat maju,” tuturnya.


Kementerian Pertanian berharap kerja sama ini dapat tidak hanya meningkatkan penyediaan susu, tetapi juga memperkuat kesejahteraan peternak lokal melalui pengembangan kapasitas dan adopsi teknologi baru. Dengan sinergi yang baik antara sektor publik, swasta, dan peternak, diharapkan pertumbuhan industri peternakan Indonesia dapat terus berkembang secara berkelanjutan. “Kami ingin memastikan bahwa kerja sama ini memberikan dampak nyata, terutama dalam peningkatan produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) dan pembangunan ekosistem industri persusuan nasional yang atraktif bagi investor,” tambah Agung.

Kolaborasi ini mencerminkan komitmen kedua negara untuk memperkuat perdagangan di subsektor peternakan, membuka peluang baru bagi peternak lokal, dan mendorong terciptanya ekosistem persusuan yang lebih baik dan menarik bagi para investor global.

Semua tanggapan:
61

Senin, 09 September 2024

KEMENTAN DAN DENMARK PERKUAT SINERGI PENYEDIAAN SUSU DAN PENGEMBANGAN TERNAK NASIONAL

BPMSPNews. Jakarta – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya memperkuat pemenuhan kebutuhan gizi nasional dengan penyediaan susu. Terbaru, Kementan menjalin kerja sama dengan Kedutaan Besar Denmark, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. Fokus utama kerja sama ini adalah meningkatkan produksi dan konsumsi susu serta pengembangan peternakan nasional.  Dirjen PKH, Agung Suganda, menegaskan pentingnya peningkatan konsumsi susu dalam menciptakan generasi yang sehat dan produktif. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari Kedutaan Besar Denmark untuk bersinergi dalam program ini. Dengan teknologi, sumber daya, dan pengalaman Denmark yang unggul di industri susu, kami optimistis kerja sama ini akan berdampak signifikan pada peningkatan gizi masyarakat,” ujar Agung.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Agung Suganda

Denmark sendiri dikenal sebagai salah satu negara terkemuka dalam industri susu, baik dari sisi produksi maupun teknologi pengolahannya. Hal ini disampaikan oleh Sector Counsellor Kedutaan Besar Denmark, Hans Murillo, yang turut menghadiri pertemuan tersebut. "Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan Indonesia dalam program yang mulia ini. Kami berharap sinergi ini dapat meningkatkan distribusi dan pengelolaan susu di seluruh Indonesia, terutama untuk anak-anak yang paling membutuhkan," ungkap Murillo.  Program minum susu yang menjadi bagian dari kerja sama ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan konsumsi susu di Indonesia, tetapi juga mengatasi masalah kekurangan gizi yang masih menjadi tantangan. Kementan berharap, kolaborasi dengan Denmark juga akan memberikan dampak positif bagi industri susu nasional melalui penerapan teknologi dan keahlian Denmark.

Perwakilan Kedutaan Besar Denmark 

Tak hanya dukungan dari Kedutaan Besar Denmark, beberapa perusahaan terkemuka asal Denmark juga terlibat dalam kerja sama ini. Arla Foods, produsen susu global, menyatakan komitmennya dalam membantu pengembangan sektor peternakan susu di Indonesia. FOSS, perusahaan yang menyediakan solusi analitik untuk sektor pertanian, juga berperan dalam peningkatan pengelolaan dan kualitas produksi susu di Indonesia.  

Viking Genetics, perusahaan yang fokus pada pengembangan solusi genetik, turut berkontribusi dalam peningkatan kualitas ternak, khususnya sapi perah dan sapi potong. CEO VikingGenetics, Louise Helmer, menyatakan bahwa perusahaan siap membantu Indonesia mencapai target pemenuhan kebutuhan susu nasional dengan memberikan dukungan teknis dalam pengembangan genetik sapi dan penyediaan semen unggul.

Kerja sama ini juga mencakup pemanfaatan fasilitas di Indonesia seperti Embryo Transfer Center (BET) Cipelang dan Balai Inseminasi Buatan (BIB) di Lembang dan Singosari. VikingGenetics akan membantu dalam penyediaan semen (mani) dan embrio unggul serta memberikan pelatihan teknis terkait teknologi pembibitan sapi. Dengan pengalaman panjang Denmark dalam industri susu berkualitas tinggi, kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat subsektor peternakan dan produksi susu di Indonesia, memberikan dampak positif jangka panjang bagi peningkatan gizi masyarakat, serta mendukung kesejahteraan peternak lokal.


Sumber:  Ditjen PKH Kementan RI

KEMENTAN STABILISASI HARGA AYAM HIDUP UNTUK LINDUNGI PETERNAK DAN KONSUMEN

BPMSPNews. Jakarta – Dalam upaya memastikan keseimbangan harga ayam hidup (livebird) dan melindungi peternak lokal dari gejolak pasar, Kementerian Pertanian (Kementan) secara tegas mengambil langkah strategis dengan menggandeng Satgas Pangan POLRI. Mulai 10 September 2024, harga ayam hidup di pasar akan distabilkan dengan dukungan penuh dari asosiasi perunggasan dan perusahaan terintegrasi di seluruh Indonesia.
Langkah ini merupakan hasil rapat evaluasi Kementan yang digelar pada Senin, 9 September 2024, menyusul Konsolidasi Stabilisasi Perunggasan Nasional yang diadakan sebelumnya pada tanggal 1 Agustus, 12 Agustus, 21 Agustus, dan 30-31 Agustus 2024. Rapat tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Satgas Pangan POLRI, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kemenko Bidang Perekonomian, asosiasi perunggasan (GPPU, Pinsar, GOPAN, PPUN, KPUN, dan ARPHUIN), GPMT, dan pelaku usaha integrator, sebagai bagian dari sinergi antara pemerintah dan penegak hukum untuk menjaga stabilitas harga yang adil.

Rapat Konsolidasi Stabilisasi Perunggasan Nasional 

Satu hal yang menarik dari kebijakan ini adalah keterlibatan aktif POLRI dalam pengawasan, menjadikan langkah stabilisasi lebih tegas dan terarah. Peserta rapat berkomitmen menetapkan harga minimal ayam hidup ukuran 1,6 – 2,0 kg di level Rp 20.000 per kg. Harga tersebut akan diberlakukan serentak di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, demi melindungi keseimbangan pasar dan memastikan peternak, khususnya peternak mandiri, tidak dirugikan oleh fluktuasi harga yang tajam.
Salah satu langkah penting yang disepakati adalah optimalisasi penyerapan dan pemotongan livebird di Rumah Pemotongan Hewan Unggas (RPHU) oleh perusahaan terintegrasi. Perusahaan diwajibkan menyerap lebih dari 30% dari total produksi internal mereka untuk dipotong di RPHU. Langkah ini bertujuan mengurangi kelebihan pasokan di pasar dan membantu menjaga keseimbangan antara produksi dan permintaan.
Patokan harga DOC FS ditetapkan sebesar 25% dari harga livebird ukuran 1,6 – 2,0 kg, dan distribusi DOC FS akan diterapkan dengan proporsi maksimal 50% untuk internal dan minimal 50% untuk eksternal, guna memberikan kesempatan kepada peternak mandiri.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku usaha perunggasan, baik dari sektor hulu maupun hilir, yang telah menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung upaya pemerintah dalam menstabilkan sektor ini.
“Tantangan dalam beberapa waktu terakhir, baik dari segi harga, distribusi, maupun produksi, telah kita hadapi bersama. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, saya yakin kita bisa mencapai keseimbangan yang lebih baik di sektor ini,” ungkap Agung.
Lebih lanjut, Agung menekankan bahwa sanksi akan diberlakukan bagi pihak yang tidak mematuhi komitmen ini. Sanksi tersebut mencakup peninjauan kembali rekomendasi pemasukan Grand Parent Stock (GPS) dan bahan baku pakan, hingga pengurangan alokasi GPS ayam ras pada tahun berjalan maupun tahun berikutnya.


Menanggapi kebijakan ini, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Maino Dwi Hartono, dari Bapanas menyampaikan bahwa upaya stabilisasi harga ayam hidup ini merupakan bagian dari komitmen bersama untuk menjaga ketahanan pangan nasional. "Kami di Bapanas mendukung penuh kebijakan ini karena harga yang stabil akan melindungi peternak sekaligus memastikan konsumen mendapatkan akses pada protein hewani yang terjangkau," ungkap Maino.

Di sisi lain, Satgas Pangan POLRI menyatakan kesiapannya untuk mendukung implementasi kebijakan ini dengan pengawasan ketat di lapangan. "Kami akan terus memonitor dan menindak tegas setiap bentuk pelanggaran yang berpotensi merugikan peternak dan konsumen. Kami berharap dengan kolaborasi ini, gejolak harga dapat diminimalkan," ujar Ketua Satgas Pangan POLRI, Brigadir Jenderal Helfi Assegaf.

Kebijakan yang akan diterapkan mulai 10 September ini tidak hanya memberikan angin segar bagi para peternak, tetapi juga menjamin kestabilan harga bagi konsumen. Langkah sinergi antara Kementan, Bapanas, dan Satgas Pangan POLRI ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah serius dalam menjaga ketahanan pangan nasional, khususnya pada sektor protein hewani, agar tetap terjangkau bagi masyarakat luas.

Sumber Ditjen PKH Kementan RI 

Senin, 02 September 2024

KEMETAN BAWA TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN KE PENTAS INTERNASIONAL

 BPMSPNews. Bali – Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, kembali menorehkan prestasi internasional dengan terlibat dalam pengembangan peternakan global, khususnya di negara-negara Afrika. Dalam forum internasional High Level Forum on Multi Stakeholder Partnership 2024 yang digelar di Bali pada 2-3 September 2024, BBIB Singosari hadir sebagai peserta yang menonjol berkat kontribusinya dalam sektor peternakan global.

Kepala Balai Besar BIB Singosari bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Forum ini bertujuan menyatukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pimpinan negara, pemerintah, bank multilateral, pihak swasta, organisasi filantropi, hingga para akademisi. Mereka bersama-sama berdiskusi dan mencari solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi dunia saat ini, termasuk dalam bidang peternakan.

BBIB Singosari berpartisipasi melalui pameran di klaster Indonesian AID. Keikutsertaan ini merupakan bagian dari kerjasama BBIB Singosari dengan Indonesian AID dalam pengembangan teknologi inseminasi buatan (IB) di 10 negara Afrika pada tahun 2024. Program ini meliputi pelatihan IB untuk pimpinan dan manajemen, petugas teknis, serta pengiriman ahli untuk memberikan bimbingan langsung di negara-negara terpilih.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, yang mengunjungi stand BBIB Singosari, mengapresiasi kontribusi mereka. "Kami sangat mengapresiasi kontribusi BBIB Singosari dalam transfer pengetahuan tentang produksi semen sexing di negara-negara Afrika," ujar Sandiaga.

Direktur Utama Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), Tormarbulang Lumbantobing, juga menyampaikan kebanggaannya. "Saat ini, Indonesia telah menjadi penyedia layanan internasional. Dengan kemampuan yang kita miliki, kita siap membantu negara-negara lain. BBIB Singosari memiliki potensi besar untuk mengembangkan peternakan di luar negeri, dan kita harus mendorong mereka untuk go internasional," katanya.

Dr. Akbar, Kepala BBIB Singosari, menambahkan, "Dengan sumber daya yang kami miliki, BBIB Singosari siap menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk meningkatkan dan mengembangkan peternakan, tidak hanya bagi peternak dalam negeri, tetapi juga untuk pembangunan negara lain yang membutuhkan."

Partisipasi BBIB Singosari dalam forum ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung pembangunan peternakan global, sekaligus memperkuat posisi BBIB Singosari sebagai pemain kunci di kancah internasional.