BPMSPNews - Banyumas (10/6) Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendukung Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden sebagai Center of Excellence persusuan nasional. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah, dalam kunjungannya bersama Tenaga Ahli Menteri Pertanian bidang Hilirisasi Peternakan Ali Agus dan Programme Management Advisor to The Minister, Christopher John Summers.
Dirjen PKH Nasrullah di Kandang Sapi Perah BBPTU-HPT Baturaden
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Kementan mempersiapkan BBPTU-HPT Baturraden untuk meningkatkan populasi ternak sapi perah, baik melalui pembiayaan APBN maupun kerjasama dengan pihak swasta.
Menyinggung rencana Gerakan Minum Susu untuk siswa, Nasrullah meminta BBPTU-HPT Baturraden agar terus mempersiapkan diri secara maksimal untuk mendukung apabila hal ini menjadi program persusuan nasional ke depan.
“BBPTU-HPT Baturraden harus mempersiapkan diri untuk simulasi dengan semua bentuk model yang aplikatif sehingga model ini nantinya dapat direkomendasikan untuk diterapkan di luar Pulau Jawa. Selain itu, hal penting yang perlu dipersiapkan adalah memastikan bahwa produk susu itu ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) dan terdaftar BPOM, halal, dan NKV-nya,” ujarnya.
Nasrullah menekankan pentingnya pendataan dan pemetaan terkait kebiasaan siswa mengonsumsi susu. Hal ini penting untuk mengetahui siswa yang sudah terbiasa minum susu, yang jarang, dan yang belum pernah minum susu sama sekali. Pihaknya juga akan melakukan simulasi pengiriman untuk memastikan produk yang dikirimkan tetap aman dan terjaga kualitasnya.
“Karena ini susu pasteurisasi, guna menghindari kerusakan produk, kami akan melakukan simulasi distribusi ke lokasi terdekat dan lokasi terjauh supaya diketahui kendala di lapangan,” tegasnya.
Ali Agus, Tenaga Ahli Menteri Pertanian bidang Hilirisasi Peternakan, menekankan pentingnya metode pelaksanaan yang mampu meminimalkan risiko serta penanganan dalam menghadapi persoalan ke depan. Menurutnya, pengawasan dan pendampingan sangat penting untuk memitigasi risiko-risiko yang bisa menimbulkan masalah.
“Oleh karena itu perlu ada quality control, standart operational procedure (SOP), dan pengorganisasian, mulai dari pemerahan, penyimpanan, pasteurisasi, pengemasan, sampai dikonsumsi harus jelas siapa penanggung jawabnya dan harus disiplin serta benar dalam melakukannya,” katanya.
Christopher John Summers, Programme Management Advisor to The Minister, menekankan pentingnya quality control dan quality assurance untuk memastikan bahwa kualitas produk sudah sesuai dan memenuhi semua standar kualitas serta memastikan mulai dari produksi hingga pengiriman tidak ada masalah sampai diterima dengan baik oleh siswa.
“Kita harus jamin kualitas itu sampai diminum, jika perlu di uji sampling secara random sisa minuman susu untuk diperiksa bahwa benar-benar aman,” tuturnya. Selain itu, perlu diperhatikan masalah psikologis dan laktosa intoleran yang harus diatasi.
Pj Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro, menyampaikan antusiasnya dan siap mendukung adanya Gerakan Minum Susu bagi siswa.
“Kami selaku pemerintah daerah siap mensukseskan apa yang menjadi program dan kebijakan pemerintah pusat. Secara teknis, saya akan tugaskan Asisten Daerah I yang akan mengorkestrasi satu tim untuk kemudian dibentuk terkait manajemen penyelenggaraannya,” harapnya saat menerima audiensi Dirjen Nasrullah, Tenaga Ahli Ali Agus dan Programme Advisor, Christopher di Kantor Bupati.
Selain melakukan audiensi dengan Pj Bupati Banyumas, Dirjen Nasrullah beserta tim juga melakukan audiensi ke Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Akhmad Sodiq. Rektor Unsoed menyampaikan dukungannya dan akan menyiapkan sumber daya manusia yang berkompeten untuk terlibat dalam pengembangan sapi perah dan Gerakan Minum Susu.(***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar